Jio akan memperkenalkan layanan broadband satelit di India

Jio akan memperkenalkan layanan broadband satelit di India

Jio, yang didukung oleh Reliance, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh Starlink Elon Musk dan menjadi perusahaan kedua yang memperoleh persetujuan yang diperlukan untuk menawarkan layanan broadband satelit di India.

Jio Satellite Communications, perusahaan patungan antara Reliance Industries dan SES Luxembourg, mengajukan izin yang diperlukan awal tahun ini untuk menyiarkan broadband dari luar angkasa. Departemen telekomunikasi telah mengeluarkan letter of intent kepada Jio Satellite Communications ltd. untuk Komunikasi Pribadi Satelit Seluler Global (GMPCS).

Selain Jio, OneWeb, yang didukung oleh Bharti Group, adalah perusahaan lain yang menerima persetujuan DoT. Namun, peluncuran layanan OneWeb ditunda hingga Agustus tahun depan karena perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

Selain keduanya, Nelco yang didukung Tata, perusahaan Kanada Telesat dan Amazon juga bersiap untuk menawarkan layanan internet satelit. Sebelumnya, Starlink diminta oleh DoT untuk berhenti menerima pesanan untuk layanan internet berkecepatan tinggi di India karena tidak memiliki lisensi untuk itu. Setelah itu, SpaceX membatalkan rencana peluncuran Starlink di India.

Layanan apa yang dapat ditawarkan oleh Jio Satellite Communications?

Lisensi GMPCS memungkinkan Jio untuk mengonfigurasi jaringan satelit seluler untuk menawarkan layanan suara dan internet menggunakan satelit di luar angkasa. Lisensi ini berlaku untuk jangka waktu 20 tahun untuk jaringan satelit bergerak dan dapat beroperasi dengan satelit low earth orbit (LEO), medium earth orbit (MEO), dan geosynchronous (GEO).

Namun, Jio akan menggunakan jaringan ruang angkasa multi-orbit yang menggabungkan konstelasi satelit geostasioner (GEO) dan orbit bumi menengah (MEO).

Peluang bisnis yang belum dimanfaatkan

Konektivitas broadband berbasis satelit masih dalam tahap awal, bahkan di pasar internasional. Beberapa perusahaan, termasuk Google dan Facebook, telah gagal dalam upaya mereka, dengan Starlink menjadi satu-satunya perusahaan yang saat ini menawarkan layanannya.

Namun, segmen ini tetap tidak tersentuh di India, dan para ahli mengatakan internet satelit diperkirakan akan tumbuh menjadi $4,7 miliar pada tahun 2025. Ini terutama karena sebagian besar pedesaan India tidak memiliki akses ke konektivitas internet berkecepatan tinggi. .

Karena broadband berbasis satelit tidak memerlukan kabel fisik atau instalasi infrastruktur, tidak hanya mudah untuk menyediakan konektivitas ke lokasi yang jauh di negara seperti India, itu juga akan lebih murah.

Author: Brandon Torres